Setelah sekian lama, akhirnya terluangkan juga waktu untuk belajar dasar jaringan komputer. Selama ini saya terbiasa dengan praktek langsung dan sekaranglah tiba saatnya belajar teori.
Sebenarnya yang ingin saya pelajari pada tulisan ini adalan tentang subnetting tapi ada baiknya kita meriview tentang kelas dalam IP address.
IP address yang dipakai dalam tulisan ini adalah IPv4.
Apa sih IP address ?
IP address (Internet Protocol) adalah alamat logika yang diberikan kepada perangkat jaringan yang menggunakan protocol TCP/IP, dimana protocol TCP/IP digunakan untuk meneruskan packet informasi (routing) dalam jaringan LAN, WAN dan internet.
atau lebih singkatnya IP address adalah cara pengalamatan suatu komputer yang terdapat didalam jaringan komputer.
Saat ini ada 2 macam versi IP address yaitu
- IP versi 4 (IPv4)
contoh dari IPv4 : 202.134.64.139
- IP versi 6 (IPv6)
misalnya : 21DA:00D3:0000:2F3B:02AA:00FF:FE28:9C5A
untuk lebih lanjut tentang IPv6 ini bisa dilihat disini
jadi, agar 2 komputer atau lebih bisa terhubung didalam jaringan dibutuhkan lah alamat agar antara komputer dapat saling mengetahui alamat komputer lainnya dan pengalamatan pada komputer ini lah yang disebut dengan IP address.
IP address terdiri dari 2 bagian yaitu
1. Network ID (alamat jaringan).
2. Host ID (alamat Host/komputer).
Untuk lebih mudah dipahami, kita praktekkin aja langsung dengan packet tracer:
o ya sebelumnya kamu harus mengetahui dahulu apa itu Oktet.
Alamat IPv4 terdiri dari 4 oktet.
oktet adalah blok angka yang terdapat pada alamat IP
misalnya alamat IP 192.168.1.5
oktet pertama 192
oktet kedua 168
oktet ketiga 1
oktet keempat 5
nah, pada setiap oktet tersebut dipisahkan dengan tanda titik (.)
Ada aturan yang digunakan dalam IP address (pengalamatan jaringan) yaitu kelas-kelas IP :
Kelas A
memiliki Range alamat 1-127
Subnetmask default nya : 255.0.0.0
Contoh IP address kelas A misalnya:
IP addressnya 120.10.10.1
berarti Subnetmask defaultnya : 255.0.0.0
Network ID nya : 120.0.0.0
Broadcast addressnya : 120.255.255.255
Penjelasan:
Range alamat maksud nya :
setiap kali kamu melihat IP pada suatu komputer dan pada oktet pertama nya masuk dalam range antara 1-127, berarti IP tersebut adalah kelas A, pada contoh diatas oktet pertama nya 120.
Oktet pertama pada kelas A ini disebut juga dengan Network ID (alamat jaringan) dan 3 oktet sesudahnya disebut Host ID (alamat Komputer) dalam suatu Network ID.
artinya pada Kelas A, agar komputer dapat saling berkomunikasi dalam suatu jaringan,
Network id nya tidak boleh berbeda dan Host ID nya tidak boleh sama.
bingungkan...?? coba aja langsung di packet tracer,
Misalnya ada 2 komputer yang ingin dihubungkan menggunakan IP kelas A, maka berikan alamat IP berikut:
komputer 1
alamat IP nya 10.2.2.5
subnetmask nya 255.0.0.0
komputer 2
alamat IP nya 10.2.2.6
subnetmask nya 255.0.0.0
setelah berdo'a, coba kamu kirimkan paket data (bisa berupa ping dll) dari komputer 1 ke komputer 2 atau sebaliknya.
maka pengiriman data akan berhasil.
tapi jika kamu berikan komputer 2 alamat IP berikut:
alamat IP nya 11.2.2.6
subnetmask nya 255.0.0.0
maka pengiriman data akan gagal.
koq bisa...???
ya iyalah, komputer 1 dan komputer 2 mempunyai Network ID yang berbeda (alamat jaringan yang berbeda).
komputer 1 memiliki Network ID : 10.0.0.0
sedangkan komputer 2 memiliki Network ID : 11.0.0.0
jadi, pada kelas A, setelah oktet pertama (Network ID) yaitu 10 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya dengan limit 255, dan ingattt... untuk alamat Host ini tidak boleh sama.
udah bisa kan menyimpulkan sendiri tentang Network ID pada kelas A ???
oktet pertama pada kelas A digunakan sebagai Network ID.
atau kebalikannya, Network ID pada kelas A, menggunakan oktet pertama dan dilanjutkan dengan 0 (nol) pada 3 oktet selanjutnya.
sedangkan untuk Oktet setelahnya kamu bisa mengisikan alamat untuk Host nya.
makanya dalam artikel lain untuk pengkelasan IP sering jumpai seperti ini:
nnn.hhh.hhh.hhh
n : adalah Network ID (alamat jaringan)
h : adalah Host ID (alamat untuk host/komputer)
jadi, jika kamu memakai IP kelas A, berarti kamu bisa memiliki banyak sekali alamat host (alamat komputer).
Broadcast address : Broadcast address ini berfungsi untuk pengiriman pesan dalam jaringan, bisa berupa apapun kepada semua komputer yang terdapat dalam suatu jaringan.
untuk mencari Broadcast address sangatlah mudah,
misalnya : IP 11.2.2.6
subnetmask : 255.0.0.0
Network ID nya : 11.0.0.0
broadcast addressnya adalah 11.255.255.255
berarti setelah oktet pertama (Network ID) terdapat 255 pada oktet selanjutnya,
dan inilah yang dijadikan broadcast address dalam jaringan tersebut, pokoknya setelah Network ID pada oktet selanjutnya 255 semua maka itulah yang dijadikan Broadcast
Broadcast address ini tidak boleh dijadikan alamat IP pada suatu komputer.
Untuk mencari Network ID dan Broadcast address pada kelas lain, kamu bisa menggunakan cara yang sama,
perbedaannya hanya terletak pada oktet yang dijadikan sebagai Network ID dan Host ID nya saja.
Kelas B
memiliki Range alamat 128-191
Subnetmask default 255.255.0.0
misalnya: alamat IP 191.168.2.1
Udah bisa nebak kan kalo alamat IP diatas menggunakan kelas B karena 191 termasuk dalam range 128-191.
2 oktet pertama pada kelas B adalah sebagi Network ID dan 2 oktet setelahnya sebagai Host ID
jadi Network ID nya : 191.168.0.0
dan Broadcast ID nya : 191.168.255.255
jadi untuk menggunakan kelas B dalam suatu jaringan maka 2 oktet pertamanya tidak boleh berbeda dan dua oktet selanjutnya (Host ID) boleh di isi berapa saja dengan limit 255 dan tidak boleh sama tentunya.
misalnya:
komputer 1
alamat IP nya 191.161.2.1
subnetmask nya 255.255.0.0
komputer 2
alamat IP nya 191.161.3.1
subnetmask nya 255.255.0.0
setelah oktet 191.161 kamu bebas mengisikan alamat untuk host nya (asal jangan melebihi standar aja hee...).
Kelas C
memiliki Range alamat 192-223
Subnetmask defaultnya 255.255.255.0
misalnya: 192.168.5.2
3 oktet pertama pada kelas C adalah sebagi Network ID dan oktet terakhir sebagai Host ID
jadi Network ID nya : 192.168.5.0
dan Broadcast ID nya : 192.168.5.255
jadi, untuk menggunakan kelas C dalam suatu jaringan maka 3 oktet pertamanya tidak boleh berbeda.
misalnya:
komputer 1
alamat IP nya 192.168.5.1
subnetmask nya 255.255.255.0
komputer 2
alamat IP nya 192.168.5.2
subnetmask nya 255.255.255.0
setelah oktet 192.168.5 kamu bebas mengisikan alamat pada oktet terakhir untuk host nya dengan limit terakhir 255 dan tentunya untuk host ID ini tida boleh sama
alamat yang dijadikanBroadcast 192.168.5.255
Bingung kan ???? kalo nggak bingung malah saya yang jadi bingung he...
sebetulnya masih ada 2 kelas lagi dalam IP yaitu:
Kelas D dengan Range alamat 224-239
Kelas E dengan Range alamat 240-255
tapi yang umum digunakan adalah kelas A,B,C
Apa sih SUBNETTING ?
Subnetting menurut saya adalah suatu konsep/cara untuk membagi suatu jaringan komputer yang besar menjadi blok-blok jaringan yang lebih kecil untuk mempermudah dalam pengelolaannya dan disesuaikan kebutuhannya.
trus kalo SubnetMask ???
Subnetmask digunakan untuk membaca bagaimana kita membagi jaringan dan host (Network ID dan Host ID).
Jadi subnetmask ini digunakan untuk membedakan antara host id dan network id.
Network ID adalah alamat jaringan, sedangkan Host ID adalah komputer yang terdapat didalam
suatu alamat jaringan tersebut dan subnetmask lah yang mendefinisikan kedua nya.
lanjut...
misalnya dalam suatu kantor terdapat beberapa bagian :
1. bagian keuangan (memiliki 2 komputer yang harus saling terhubung).
2. bagian bagian administrasi (memiliki 2 komputer yang juga harus saling terhubung).
kedua bagian ini tidak boleh terhubung didalam jaringan komputer di kantor tersebut (kebetulan tu kantor cuma punya 1 switch).
Tentu nya, kita bisa dengan mudah memberikan alamat IP dengan kelas C dan cukup
membedakan network ID nya di setiap bagian.
misalnya,
1. Bagian keuangan
komputer 1 memiliki IP address 192.168.1.5 subnetmask 255.255.255.0
komputer 2 memiliki IP address 192.168.1.6 subnetmask 255.255.255.0
2. Bagian administrasi :
komputer 3 memiliki IP address 192.168.2.5 subnetmask 255.255.255.0
komputer 4 memiliki IP address 192.168.2.6 subnetmask 255.255.255.0
Kedua bagian ini tidak akan bisa berkomunikasi didalam jaringan kantor tersebut namun, komputer dalam setiap bagian dapat berkomunikasi.
misalnya :
komputer 1 dan 2 didalam bagian keuangan dapat berkomunikasi
dan komputer 3 dan 4 di bagian administrasi dapat berkomunikasi
tapi komputer 1 di bagian keuangan tidak dapat berkomunikasi dengan komputer 3 di bagian administrasi,
hal ini disebabkan berbedanya Network ID pada komputer tersebut.
karena Network ID pada bagian keuangan adalah 192.168.1.0
sedangkan Network ID pada bagian administrasi adalah 192.168.2.0
Pembagian alamat seperti diatas cukup memboroskan IP yang semakin lama semakin banyak keperluannya, apalagi jika digunakan dalam jaringan yang besar, maka dari itu dikembangkan lah yang namanaya CIDR.
CIDR Classless inter domain routing atau SuperNetting, dimana CIDR ini menggunakan notasi prefix dalam penghitungan alamat IP nya.
Dengan metode CIDR ini, kita bisa melakukan perhitungan IP address sesukanya tanpa memperdulikan kelas dari IP tersebut.
bingung lagi kan ....? hee...
coba praktekkan melalui packet tracer lagi dengan alamat IP sebagai berikut :
1. Bagian keuangan
komputer 1 memiliki IP address 192.168.1.65 subnetmask 255.255.255.192
komputer 2 memiliki IP address 192.168.1.66 subnetmask 255.255.255.192
2. Bagian keuangan
komputer 3 memiliki IP address 192.168.1.129 subnetmask 255.255.255.192
komputer 4 memiliki IP address 192.168.1.130 subnetmask 255.255.255.192
pada percobaan diatas, pengirman paket data pada bagian keuangan dari komputer 1 ke komputer 2 akan berhasil begitu juga pengiriman data dalam bagian keuangan.
namun pengiriman paket data dari bagian keuangan ke bagian administrasi misalnya komputer 1 ke komputer 3 akan menghasilkan time out atau paket data gagal dikirim.
koq bisa ???? padahal kan IP nya menggunakan kelas C, 3 oktet pertama nya sama !!!!
Nah, coba lihat subnetmasknya, seharusnya subnetmask kelas C (subnetmask default) 255.255.255.0
tapi pada contoh diatas menggunakan subnet mask 255.255.255.192 dan inilah yang membuat gagalnya pengiriman data dari komputer 1 ke komputer 3.
Teknik pembagian alamat IP seperti inilah yang dinamakan metode CIDR atau supernetting atau classless inter domain routing.
Metode CIDR biasanya menggunakan notasi prefix dengan panjang tertentu dalam penulisan alamat IP dan Networknya.
misalnya seperti ini, alamat IP sering juga dituliskan seperti ini:
192.168.1.5/26
angka 26 disebut juga notasi prefix artinya jumlah angka 1 yang terdapat pada subnetmasknya jika di konversi ke biner.
maka apabila kita konversi menjadi biner maka notasi 26 akan menghasilkan seperti ini:
11111111-11111111-11111111-11000000
atau
255.255.255.192
lho dari mana dapetnya 255.255.255.192 ???
(kalo nggak salah) itu ada cara ngitungnya, dengan cara AND kan alamat IP dan subnetmask yang udah di binerkan,
tapi untuk memudahkan kita bisa langsung melihat petunjuk berikut:
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.128.0.0 | /9 |
255.192.0.0 | /10 |
255.224.0.0 | /11 |
255.240.0.0 | /12 |
255.248.0.0 | /13 |
255.252.0.0 | /14 |
255.254.0.0 | /15 |
255.255.0.0 | /16 |
255.255.128.0 | /17 |
255.255.192.0 | /18 |
255.255.224.0 | /19 |
Subnet Mask | Nilai CIDR |
255.255.240.0 | /20 |
255.255.248.0 | /21 |
255.255.252.0 | /22 |
255.255.254.0 | /23 |
255.255.255.0 | /24 |
255.255.255.128 | /25 |
255.255.255.192 | /26 |
255.255.255.224 | /27 |
255.255.255.240 | /28 |
255.255.255.248 | /29 |
255.255.255.252 | /30 |
Dari mana tabel tersebut asalnya ...???
udah dari sono nya, saya ngambilnya dari website nya pak Romi, silahkan liat disini.
Saya simpulkan sedikit ya... Dengan metode CIDR ini, kita bisa membagi jaringan sesuai dengan kebutuhan kita tanpa harus memperhatikan kelas dari IP tersebut. jadi biarpun sama-sama IP kelas C, B atau A, dengan metode perhitungan CIDR maka komputer-komputer didalam suatu jaringan bisa di pisah-pisahkan berdasarkan kebutuhan.
Untuk menghitungnya sebagai berikut:
Pada kelas C
menurut pak romi, pertanyaan pada subnetting akan terpusat pada 4 hal, yaitu:
1. Jumlah subnet
2. Jumlah host per subnet
3. Blok subnet
4. Alamat host dan broadcast yang valid
misalnya terdapat Netwrok address 192.168.1.0/26, trus subnetting seperti apa yang akan terjadi ???
Artinya IP tersebut kelas C dan subnetmask /26 adlah 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192), bisa dilihat dari tabel diatas.
nah, untuk menyelesaikannya kita hitung seperti berikut:
- Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
- Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
- Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
- Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.Subnet192.168.1.0192.168.1.64192.168.1.128192.168.1.192Host Pertama192.168.1.1192.168.1.65192.168.1.129192.168.1.193Host Terakhir192.168.1.62192.168.1.126192.168.1.190192.168.1.254Broadcast192.168.1.63192.168.1.127192.168.1.191192.168.1.255
Sowrry tabel nya agak terpotong sedikit, ne saya jelaskan lagi:
Blok 1
subnetnya : 192.168.1.0
Hots pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.62
Broadcast : 192.168.1.63
Blok 2
subnetnya : 192.168.1.64
Hots pertama : 192.168.1.65
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast : 192.168.1.127
Blok 3
subnetnya : 192.168.1.128
Hots pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.192
Broadcast : 192.168.1.191
Blok 4
subnetnya : 192.168.1.192
Hots pertama : 192.168.1.193
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast : 192.168.1.255
Penjelasan:
Jumlah Subnet artinya jumlah network ID atau jumlah jaringan yang dapat dibagi. pada contoh diatas, kita bisa membagi menjadi 4 jaringan, artinya lagi, ke 4 jaringan tersebut akan memiliki network id yang berbeda yang menyebabkan ke 4 jaringan tersebut tidak bisa berkomunikasi satu sama lain.
Jumlah Host per subnet artinya Jumlah komputer yang dapat dihubungkan per subnet/per jaringan. karena jumlah subnet diatas ada 4, berarti setiap subnet memiliki Host/komputer sebanyak 62 setelah dikurangi dengan Network ID dan Broadcast.
Blok / Blok Subnet artinya range per subnet. pada contoh diatas ada 4 blok jaringan dengan range 0, 64 , 128, 192. artinya lagi pada subnet/jaringan 1,2,3 dan 4 akan dibagi berdasarkan blok subnet tersebut.
silahkan dilihat lagi tabelnya.
pada kelas B dan A, perhitungan subnetting dilakukan dengan cara yang sama namun perbedaannya hanya pada oktetnya.
2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A, seperti keterangan diatas.
jadi, menurut perhitungan diatas kamu bisa membagi Jaringan kamu menjadi 4 bagian menggunakan kelas IP yang sama.
untuk jaringan 1 misalnya pada bagian keuangan:
komputer 1
alamat IP nya: 192.168.1.1
dan subnetmasknya: 255.255.255.192
komputer 2
alamat IP nya: 192.168.1.2
dan subnetmasknya: 255.255.255.192
dst sampai dengan
komputer terakhir pada jaringan 1 bagian keuangan:
komputer 62
alamat IP nya: 192.168.1.62
dan subnetmasknya: 255.255.255.192
jaringan 2 pada bagian administrasi :
komputer 64
alamat IP nya: 192.168.1.64
dan subnetmasknya: 255.255.255.192
komputer 65
alamat IP nya: 192.168.1.65
dan subnetmasknya: 255.255.255.192
dst sampai dengan komputer terakhir pada jaringan 2 bagian admninistrasi:
komputer 126
alamat IP nya: 192.168.1.126
dan subnetmasknya: 255.255.255.192
dan untuk 2 jaringan pada bagian lain kamu tinggal melihat tabel hasil perhitungan diatas.
selamat belajar..
beberapa penjelasan diatas adalah menurut pemahaman saya yang masih baru banget belajar jadi harap maklum...
dan software Packet tracer yang saya gunakan adalah versi 5.0, kalo saya nggak salah, untuk Packet tracer versi 4 ke bawah belum bisa merubah default subnetmasknya melalui Interface (Kalo melalui Command line mungkin bisa yak).
Pffuhhh...akhirnya ngerti juga saya.....
Referensi http://romisatriawahono.net/2006/02/11/memahami-penghitungan-subnetting-dengan-mudah/
Thanks artikelnya pak Romi, keren abiz dah ilustrasi nya...
kabarin trus ya cos sangat amat membantu.....
BalasHapusInsya Allah coz ane jg baru belajar :D
BalasHapustulisan yang bagus dan sangat membantu.. mohon di teruskan. trimakasih :)
BalasHapusterima kasih, semoga membantu :D
BalasHapusBagus bgt postednya mas.....
BalasHapusTapi aq belum ketemu jelasnya dibagian ini :
Blok subnet : 256-192=64
Pertanyaanku :
1. angka 256 itu dapat dari mana? apa udah ketentuan bakunya segitu buat ngitung??
2. angka pengurang (192) itu apa juga udah baku dari sananya?? atau diambil dari oktet pertama network ID tsb?, trs jika oktet pertamanya 193 atau 197 itu gmn??
Tolong ilmunya dibagi terimakasih...
256 itu setau saya sudah ketentuan dari sono nya mas :D
BalasHapussedangkan 192 dilihat dari notasi prefix IP nya 192.168.1.0/26 (/26 adalah notasi prefix),
lalu lihat ditabel ketentuan diatas (tabel diatas dibuat untuk memudahkan).
/26 menghasilkan subnet 255.255.255.192
Untuk kelas C maka oktet terakhir yang bisa digunakan ( dalam contoh saya 192).
sedangkan kelas B 2 oktet terakhir.
dan kelas A 3 oktet terakhir.
:D
pada penjelasan kelas C, rangenya Ip Address dari 192-223. terus angka setelah 223 untuk pa?cz broadcast bit terakhir adalah 0 sedangkan Network ID bit terakhir 255.mohon penjelasannya.terimakasih
BalasHapusclass D 224-239
BalasHapusclass E 240-255
untuk penjelasan dan kegunaan kedua class tersebut silahkan mampir ke sini http://id.wikipedia.org/wiki/Alamat_IP_versi_4 :D
Such blogs are great to read.
BalasHapus