Pencarian

Jumat, 31 Mei 2019

Kisah istri yang sholehah

🍃"Istri Sholehah…" (Berhak Untuk Dibaca…!!)

Diterjemahkan oleh Ustadz Dr Firanda Andirja

Seorang istri menceritakan kisah suaminya pada tahun 1415 H, ia berkata :

Suamiku adalah seorang pemuda yang gagah, semangat, rajin, tampan, berakhlak mulia, taat beragama, dan berbakti kepada kedua orang tuanya...

Ia menikahiku pada tahun 1390 H... Aku tinggal bersamanya (di kota Riyadh) dirumah ayahnya, sebagaimana tradisi keluarga-keluarga Arab Saudi...

Aku takjub dan kagum dengan baktinya kepada kedua orang tuanya...

Aku bersyukur dan memuji Allah yang telah menganugerahkan kepadaku suamiku ini...

Kamipun dikaruniai seorang putri setelah setahun pernikahan kami... Lalu suamiku pindah kerjaan di daerah timur Arab Saudi...

Sehingga ia berangkat kerja selama seminggu (ditempat kerjanya,) dan pulang tinggal bersama kami seminggu...

Hingga akhirnya setelah 3 tahun, dan putriku telah berusia 4 tahun…

Pada suatu hari yaitu tanggal 9 Ramadhan tahun 1395 H, tatkala ia dalam perjalanan dari kota kerjanya menuju rumah kami di Riyadh, ia mengalami kecelakaan, mobilnya terbalik…

Akibatnya ia dimasukkan ke Rumah Sakit, ia dalam keadaan koma... Setelah itu para dokter spesialis mengabarkan kepada kami bahwasanya ia mengalami kelumpuhan otak...

95 persen organ otaknya telah rusak... Kejadian ini sangatlah menyedihkan kami, terlebih lagi kedua orang tuanya lanjut usia...

Dan semakin menambah kesedihanku adalah pertanyaan putri kami (Asmaa') tentang ayahnya yang sangat ia rindukan kedatangannya...

Ayahnya telah berjanji membelikan mainan yang disenanginya…

Kami senantiasa bergantian menjenguknya di Rumah Sakit, dan ia tetap dalam kondisinya, tidak ada perubahan sama sekali...

Setelah lima tahun berlalu, sebagian orang menyarankan kepadaku agar aku cerai darinya melalui pengadilan,

karena suamiku telah mati otaknya, dan tidak bisa diharapkan lagi kesembuhannya...

Yang berfatwa demikian sebagian syaikh -aku tidak ingat lagi nama mereka-, yaitu bolehnya aku cerai dari suamiku jika memang benar otaknya telah mati...

Akan tetapi aku menolaknya, benar-benar aku menolak anjuran tersebut...

Aku tidak akan cerai darinya selama ia masih ada diatas muka bumi ini...

Ia dikuburkan sebagaimana mayat-mayat yang lain, atau mereka membiarkannya tetap menjadi suamiku hingga Allah melakukan apa yang Allah kehendaki...

Akupun memfokuskan konsentrasiku untuk mentarbiyah (mendidik) putri kecilku...

Aku memasukannya ke sekolah tahfiz al-Quran, hingga akhirnya iapun menghafal al-Qur'an, padahal umurnya kurang dari 10 tahun...

Dan aku telah mengabarkannya tentang kondisi ayahnya yang sesungguhnya...

Putriku terkadang menangis tatkala mengingat ayahnya, dan terkadang hanya diam membisu...

Putriku adalah seorang yang taat beragama, ia senantiasa sholat pada waktunya, ia sholat di penghujung malam, padahal sejak umurnya belum 7 tahun...

Aku memuji Allah yang telah memberi taufiq kepadaku dalam mentarbiyah (mendidik) putriku,

demikian juga neneknya yang sangat sayang dan dekat dengannya, demikian juga kakeknya rahimahullah...

Putriku pergi bersamaku untuk menjenguk ayahnya, ia meruqyah ayahnya, dan juga bersedekah untuk kesembuhan ayahnya...

Pada suatu hari di tahun 1410 H, putriku berkata kepadaku : Ummi, biarkanlah aku malam ini tidur bersama ayahku...

Setelah keraguan menyelimutiku, akhirnya akupun mengizinkannya...

Putriku bercerita :

Aku duduk disamping ayah, aku membaca surat Al-Baqoroh hingga selesai... Lalu rasa kantukpun menguasaiku, akupun tertidur...

Aku mendapati seakan-akan ada ketenangan dalam hatiku, akupun bangun dari tidurku,

lalu aku berwudhu dan sholat –sesuai yang Allah tetapkan untukku-...

Lalu sekali lagi, akupun dikuasai oleh rasa kantuk, sedangkan aku masih ditempat sholatku...

Seakan-akan ada seseorang yang berkata kepadaku, "Bangunlah…!!,.. bagaimana engkau tidur, sementara Ar-Rohmaan (Allah) terjaga??,..

bagaimana engkau tidur, sementara ini adalah waktu dikabulkannya doa, Allah tidak akan menolak doa seorang hamba di waktu ini??"...

Akupun bangun… seakan-akan aku mengingat sesuatu yang terlupakan…

lalu akupun mengangkat kedua tanganku (untuk berdoa), dan aku memandangi ayahku –sementara kedua mataku berlinang air mata-...

Aku berkata dalam do'aku, "Yaa Robbku, Yaa Hayyu (Yang Maha Hidup)… Yaa 'Adziim (Yang Maha Agung).., Yaa Jabbaar (Yang Maha Kuasa)…,

Yaa Kabiir (Yang Maha Besar)…, Yaa Mut'aal (Yang Maha Tinggi)…, Yaa Rohmaan (Yang Maha Pengasih)…, Yaa Rohiim (Yang Maha Penyayang)…,

ini adalah ayahku, seorang hamba dari hamba-hambaMu, ia telah ditimpa penderitaan, dan kami telah bersabar, kami Memuji Engkau…,

kami beriman dengan keputusan dan ketetapanMu baginya…

Ya Allah…, sesungguhnya ia berada dibawah kehendakMu dan kasih sayangMu..,

Wahai Engkau yang telah menyembuhkan nabi Ayyub dari penderitaannya, dan telah mengembalikan nabi Musa kepada ibunya…

Yang telah menyelamatkan Nabi Yuunus dari perut ikan paus, Engkau Yang telah menjadikan api menjadi dingin dan keselamatan bagi Nabi Ibrahim…

sembuhkanlah ayahku dari penderitaannya…

Ya Allah…
sesungguhnya mereka telah menyangka bahwasanya ia tidak mungkin lagi sembuh…

Ya Allah,
milikMu-lah kekuasaan dan keagungan, sayangilah ayahku, angkatlah penderitaannya…"

Lalu rasa kantukpun menguasaiku, hingga akupun tertidur sebelum subuh...

Tiba-tiba ada suara lirih menyeru.., "Siapa engkau?,..
apa yang kau lakukan disini?"...

Akupun bangun karena suara tersebut, lalu aku menengok ke kanan dan ke kiri, namun aku tidak melihat seorangpun...

Lalu aku kembali lagi melihat ke kanan dan ke kiri…, ternyata yang bersuara tersebut adalah ayahku…

Maka akupun tak kuasa menahan diriku, lalu akupun bangun dan memeluknya karena gembira dan bahagia…,

sementara ayahku berusaha menjauhkan aku darinya dan beristighfar...

Ia berkata, "Ittaqillah…(Takutlah engkau kepada Allah….), engkau tidak halal bagiku!"...

Maka aku berkata kepadanya, "Aku ini putrimu Asmaa'"...

Maka ayahku pun terdiam...

Lalu akupun keluar untuk segera mengabarkan para dokter... Merekapun segera datang, tatkala mereka melihat apa yang terjadi, merekapun keheranan...

Salah seorang dokter Amerika berkata –dengan bahasa Arab yang tidak fasih- : "Subhaanallahu"...

Dokter yang lain dari Mesir berkata, "Maha suci Allah, Yang telah menghidupkan kembali tulang belulang yang telah kering"...

Sementara ayahku tidak mengetahui apa yang telah terjadi, hingga akhirnya kami mengabarkan kepadanya...

Iapun menangis…

dan berkata:

, اللهُ خُيْرًا حًافِظًا وَهُوَ يَتَوَلَّى الصَّالِحِيْنَ
Sungguh Allah adalah Penjaga Yang terbaik, dan Dialah yang Melindungi orang-orang sholeh…,

demi Allah, tidak ada yang kuingat sebelum kecelakaan kecuali sebelum terjadinya kecelakaan, aku berniat untuk berhenti melaksanakan sholat dhuha,

aku tidak tahu apakah aku jadi mengerjakan sholat dhuha atau tidak??...

Sang istri berkata : Maka suamiku Abu Asmaa' akhirnya kembali lagi bagi kami, sebagaimana biasanya yang aku mengenalinya, sementara usianya hampir 46 tahun...

Lalu setelah itu kamipun dianugerahi seorang putra, Alhamdulillah sekarang umurnya sudah mulai masuk tahun kedua…

Maha suci Allah Yang telah mengembalikan suamiku setelah 15 tahun…, Yang telah menjaga putrinya…,

Yang telah memberi taufiq kepadaku, dan menganugerahkan keikhlasan bagiku, hingga bisa menjadi istri yang baik bagi suamiku… meskipun ia dalam keadaan koma…

Maka janganlah sekali-kali kalian meninggalkan do'a…, sesungguhnya tidak ada yang menolak qodoo' kecuali do'a…

barangsiapa yang menjaga syari'at Allah,
maka Allah akan menjaganya...

Jangan lupa juga untuk berbakti kepada kedua orang tua…

dan hendaknya kita ingat bahwasanya ditangan Allah lah pengaturan segala sesuatu…

ditanganNya lah segala taqdir, tidak ada seorangpun selainNya yang ikut mengatur…

Ini adalah kisahku sebagai 'ibroh (pelajaran), semoga Allah menjadikan kisah ini bermanfaat bagi orang-orang yang merasa bahwa seluruh jalan telah tertutup,

dan penderitaan telah menyelimutinya, sebab-sebab dan pintu-pintu keselamatan telah tertutup…

Maka ketuklah pintu langit dengan do'a,
dan yakinlah dengan pengabulan Allah….
Demikianlah, Alhamdulillahi Robbil 'Aaalamiin

(SELESAI)...

🍃Janganlah pernah putus asa jika Tuhanmu adalah Allah…
Cukup ketuklah pintunya dengan doamu yang tulus…

Hiaslah do'amu dengan berhusnudzon kepada Allah Yang Maha Suci...
Lalu yakinlah dengan pertolongan yang dekat dariNya…

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 19-11-1434 H / 25 September 2013 M

sumber : http://www.muslm.org/vb/archive/index.php/t-416953.html

https://firanda.com/898-kisah-istri-sholehah-berhak-untuk-dibaca.html

Amalan mendapatkan keturunan part 1

Pernah dalam sesi tanya jawab, ustadz yang semoga allah selalu menjaga beliau ditanya " Ustadz, kami sudah menikah sekian' tahun namun allah belum memberikan kami anak, amalan apa yang bisa kami lakukan ustadz?"
Kemudian diantara jawaban ustadz beliau membacakan ayat berikut :
Allah SWT berfirman:

فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ ۖ وَوَهَبْنَا لَهٗ يَحْيٰى وَاَصْلَحْنَا لَهٗ زَوْجَهٗ ۗ اِنَّهُمْ كَا نُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِيْ الْخَيْـرٰتِ وَ يَدْعُوْنَـنَا رَغَبًا وَّرَهَبًا ۗ وَكَا نُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ

"Maka Kami kabulkan (doa)nya, dan Kami anugerahkan kepadanya Yahya, dan Kami jadikan istrinya (dapat mengandung). Sungguh, mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami."
(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 90)

Kemudian ustadz menjelaskan setidaknya dari ayat diatas, ada 3 amalan yang allah subhanahu wata'la sebutkan pada nabi zakariya alaihi salam dan istrinya yang kemudian allah subhanahu wata'la mengabulkan doa beliau, padahal dalam pandangan manusia mustahil istrinya yang tua dan mandul dapat mengandung anak, yaitu :
1. Nabi zakariya alaihi salam dan istrinya adalah orang yang bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dalam artian, mereka tidak pernah melewatkan kebaikan sekecil apapun. Ustadz lain hafizahullah menjelaskan tentang bersegera antara lain, tidak pernah melewatkan kesempatan bersedekah dalam kondisi apapun, misalnya ada lewat kotak infak maka dia bersedekah, melihat orang miskin yg meminta-minta maka dia bersedekah, pokoknya ada peluang amal apapun tidak pernah dilewatkan.

2. Berdoa dengan penuh harap dan cemas, maksudnya berdoa dengan penuh pengharapan agar allah memberikan rahmatNya, berharap dikabulkan dan takut atau cemas terhadap adzabNya. Berdoa dengan merendahkan diri, dengan suara yang lirih dan oleh ustadz lain hafizahullah dicontohkan berdoa dengan kalimat merengek' atau meminta-minta dengan sangatnya kepada allah subhanahu wata'ala. Dan berdoa lah pada waktu-waktu yang mustajab, cari tau, belajarlah, mengajilah agar tau waktu-waktu mustajab tersebut.

3. Dan terakhir, mereka adalah orang-orang yang khusyuk. Mereka beribadah dengan sungguh2, tidak lalai dengan doanya. Khusyuk, hatinya fokus pada ibadah/doa yang dipanjatkan, hatinya tidak berkhianat dengan memikirkan urusan lain, tidak disibukkan dengar gerakan2 selain beribadah, menghayati dan memahami apa yang diucapkan, yakin dengan dekatnya rahmat allah subhanahu wata'ala dan yakin allah maha mengabulkan semua do'a-do'a hambaNya, tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah.

Nabi zakariya alaihi salam terus berdoa hingga masa tua mendatangi beliau dan dalam doanya beliau tetap berkata
Allah subhanahu wata'ala berfirman:

قَا لَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْ بِۢدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا
"Dia (Zakaria) berkata, Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku."
(QS. Maryam 19: Ayat 4)
Kemudian ustadz menjelaskan bahwa nabi zakariya alaihi salam berdoa dengan menyebutkan betapa lemahnya beliau, tidak berdaya, merendahkan diri dan sangat yakin dengan doanya kepada allah.

Dan sekarang, kita berada di 10 hari terbaik, penuh dengan rahmat dan ampunan. Dimanakah kita di malam yang lebih baik dari 1000 bulan ini? Apakah di mihrab atau masjid untuk berdoa dan beribadah ataukah sibuk di tempat belanja?

Dia lah Allah yang maha mengabulkan do'a-do'a hambaNya dan hanya kepada Allah lah sebaik-baiknya tempat berharap.

Allah subhanallah wata'ala berfirman:

هُنَا لِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهٗ ۚ قَا لَ رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَآءِ

"Di sanalah (di mihrabnya) Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa."
(QS. Ali 'Imran 3: Ayat 38)

Dalam surah lain, Allah subhanahu wata'ala berfirman:

يٰزَكَرِيَّاۤ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ٭ِسْمُهٗ يَحْيٰى ۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

"(Allah berfirman), Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya."
(QS. Maryam 19: Ayat 7)
---------1
Ditulis oleh abdul rahim dan disimpulkan dari kajian:
Ustadz budi ashari
Ustadz khalid basalamah
Ustadz abduh tuaisikal
Ustadz firanda
Semoga allah selalu menjaga mereka.

Minggu, 05 Mei 2019

Ramadhan 1440h

Marhaban ya ramadhan, semoga allah menyempurnakan ibadah kita dibulan yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini.