Pencarian

Rabu, 28 Oktober 2015

HUJAN DAN MAKSIAT 

#kisah hikmah#

☔HUJAN DAN MAKSIAT 

Pada zaman Nabi Musa 'Alaihis-Salam, Bani Israel ditimpa kemarau yang berkepanjangan. Mereka berkumpul mendatangi Nabi Musa, mereka berkata, "Wahai Nabi Allah, berdoalah kepada Rabb-mu agar Dia menurunkan hujan kepada kami....!"

Maka berangkatlah Nabi Musa 'Alaihis-Salam bersama kaumnya menuju padang yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang.

Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh, penuh debu, haus, dan lapar...

Nabi Musa berdoa,
إلهي ... أسقنا غيثك ... وانشر علينا رحمتك وارحمنا بالأطفال الرضع ... والبهائم الرتع والمشايخ الركع اليك ...

"Ilaahi ...! Asqinaa ghaitsak ... Wan-Syur 'alaina rahmatak ... war-Hamnaa bil-athfaalir-rudhdha' ... wal-bahaaimir-rutta' ... wal-masyaayikhir-rukka' ilaika ..."

"Tuhanku... Turunkanlah hujan kepada kami... Tebarkanlah Rahmat-Mu kepada kami, kasihilah kami demi anak-anak yang masih menyusu... Demi hewan ternak yang merumput, dan demi para orang-orang tua yang ruku' kepada-Mu ..."

Namun setelah itu langit tetap saja terang benderang, matahari pun bersinar makin kemilau. Kemudian Nabi Musa berdoa lagi,

"Ilaahi ... asqinaa...."

Allah-pun Berfirman kepada Nabi Musa,
يا موسى أنى أكون بغيثكم و فيكم رجل يبارزني بالمعاصي أربعين عاما ... فليخرج حتى أغيثكم ...

"Wahai Musa ... Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedang di antara kalian ada seorang hamba yang berma'siat kepada-Ku sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena sebab dialah Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian ..."

Maka Nabi Musa-pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, "Wahai hamba yang bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun... Keluarlah ke hadapan kami, karena sebab engkaulah hujan tak kunjung turun ..."

Seorang laki-laki melirik ke kanan dan ke kiri, tapi tidak berani keluar ke hadapan manusia. Saat itu pula dia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud, dia berkata dalam hatinya, "Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku, tapi kalau aku tidak keluar, maka hujanpun tidak akan turun..."

Maka hatinyapun gundah gulana, air matanya menetes, menyesali perbuatan ma'siatnya, sambil berkata lirih, "Ya Allah... aku telah berma'siat kepada-Mu selama 40 tahun. Selama itu pula Engkau menutupi 'aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku ..."

Tidak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebalpun bermunculan, semakin lama semakin tebal dan menghitam. Dan akhirnya hujan pun turun..!

Nabi Musa pun keheranan dan berkata, "Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, padahal tak seorang pun yang keluar ke hadapan manusia".

Allah berfirman,
يا موسى لقد تاب وتبت عليه،  منعت عنكم الغيث بسببه، وأمطرتكم بسببه ..."

"Wahai Musa, dia telah bertaubat dan Aku telah menerima taubatnya, karena orang itulah Aku menahan hujan kepada kalian, dan karena dia pulalah Aku menurunkan hujan ..."

Nabi Musa berkata,
ربي أرني أنظر إليه، ربي أرني ذلك الرجل

"Ya Allah...Tunjukkan padaku orang itu... Tunjukkan aku mana orang itu..."

Allah berfirman,
يا موسى ... لقد سترته وهو يعصيني، أفلا أستره وقد تــاب وعـــاد إلي؟؟

"Wahai Musa, Aku telah menutupi 'aibnya padahal dia bermaksiat kepada-Ku, Apakah sekarang Aku membuka 'aibnya sedangkan ia telah bertaubat dan kembali kepada-Ku?!"

SubhaanAllaah...

Sungguh Maha Pengasih Engkau Duhai Rabbi...

Kalaulah bukan karena Engkau yang menutupi aib-aib kami...
Tentulah kami akan sangat malu di hadapan para hamba-MU...

Engkau mengetahui dosa-dosa kami...

Engkau mengetahui kefakiran dan kebutuhan hajat kami, padahal kami dilihat sebagai orang yang KAYA di pandangan para hamba-MU...

Kami bakhil Ya Rabby... sedikit sekali kami berbagi padahal Rizqi itu dari-MU...

Engkau mengetahui kelemahan dan keluh kesah kami, padahal kami dilihat sebagai orang KUAT di pandangan para hamba-MU...

Saudara-riku tercinta...

Jika Allah Ta'ala, Tuhan yang mengetahui segala hal yang ada di langit dan bumi saja menutupi segala aib hamba-NYA,

Merasa seakan diri ini lebih suci, lebih alim, lebih hebat, dan lebih ahli ibadah. Padahal kita hanya lebih ahli menyebar luaskan keburukan saudara kita....

Tak sadarkah kita bahwa ternyata aib kita sendiri sudah menggunung tak terhingga...

ASTAGHFIRULLAAHAL-'AZHIIM ...
ALLAAHUMMAGHFIR-LANAA ... WARHAMNAA...

Semoga kisah singkat ini bisa menjadi bahan renungan kita untuk selalu memperbaiki diri...

SELAGI ALLAH MENUTUPI AIB KITA...

SELAGI ALLAH BERJANJI MENGAMPUNI DOSA-DOSA KITA

Aamiin ya Rabbal A'lamiin.

📝Sumber: Kitab "Fii Bathnil-Huut"
Oleh: Syaikh DR. Muhammad Al-'Ariifi.

Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia
akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang
mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893).

Repost by :
💢TEGAR DIATAS SUNNAH
Grup Sharing Kajian Islam
Silahkan berbagi

Kamis, 22 Oktober 2015

Ujub

KETIKA UJUB MELANDA

Berkata Ibnul Qayyim: Jika Allah mudahkan bagimu mengerjakan sholat malam, maka janganlah memandang rendah orang-orang yang tidur...

Jika Allah mudahkan bagimu melaksanakan puasa, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak bepuasa dengan tatapan menghinakan.

Jika Allah memudahkan bagimu pintu untuk berjihad, maka janganlah memandang orang-orang yang tidak berjihad dengan pandangan meremehkan.

Jika Allah mudahkan pintu rizky bagimu, janganlah memandang orang-orang yang berhutang dan kurang rizky nya dengan pandangan yang mengejek dan mencela. Karena itu adl titipan Allah yang akan dipertanggung jawabkan kelak.

Jika Allah mudahkan pemahaman agama bagimu, janganlah meremehkan orang-orang yang belum faham agama dengan pandangan hina.

Jika Allah mudahkan ilmu bagi mu, janganlah sombong dan bangga diri..karena Allah lah yang memberi mu pemahaman itu.

Boleh jadi orang yang tidak mengerjakan qiyamul lail, puasa (sunnah), tidak berjihad, dsb lebih dekat pada Allah darimu.

Ibnul Qayyim berkata:
"Sungguh engkau terlelap tidur semalaman dan pagi harinya menyesal..lebih baik daripada qiyamul lail semalaman namun pagi harinya engkau merasa takjub dan bangga diri...sebab orang yg merasa bangga dengan amalnya tidak kan pernah naik (diterima) amalnya"

Mari terus belajar memperbaiki diri....

Kamis, 15 Oktober 2015

INILAH INDONESIA RAYA

INILAH INDONESIA RAYA
📌Indonesia mayoritas Islam tapi, yang paling disudutkan Muslim.
📌lebih serem yang pake cadar, daripada yang pake rok mini.
📌lebih serem orang berjenggot, daripada yang tatoan.
📍pake baju tauhid ditangkep, pake baju PKI ga ape2.
📍lebih curiga sama yang rajin ibadah di mesjid, daripada orang yang mabok2an dan judi.
📍diduga teroris langsung tembak, bandar Narkoba internasional bisa di nego.
lebih mentolelir aliran sesat, daripada syariat.
📌Dunia dah kebolak balik?
Yang Nyunnah - Radikal,
Yang nyeleneh - Toleran.
Yang muda sholat 5 waktu - Waspadai,
Yang muda ga sholat - masih muda.
Yang jenggotan rajin ke masjid - Teroris,
Yang jenggotan rajin dugem - keren.
Yang ke majelis ta'lim pekanan - fanatik,
Yang ke bioskop harian - gaul.
Yang hapal qur'an 30 juz - militan,
Yang hapal banyak musik - hebat.
Yang pakai baju koko - sok alim,
Yang ga pake baju - jantan.
Yang hariannya bicara islam - sok kiai,
Yang hariannya ghibah - up to date.
Media islam - radikal,
Media porno - kebutuhan.
Buka Mata Hati Anda hai manusia!
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيبًا وَسَيَعُودُ كَمَا بَدَأَ غَرِيبًا فَطُوبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam muncul dalam keadaan asing, dan ia akan kembali dalam keadaan asing, maka beruntunglah orang-orang yang terasingkan itu.” (HR. Muslim)
Sahabat bertanya siapa kah orang asing itu, Nabi menjawab: Mereka ialah orang2 yang senantiasa melakukan kebaikan ditengah kerusakan.
(HR. Ahmad)

Selasa, 13 Oktober 2015

Sahabat

🌾🌾🌾 TEMAN

Ustadz Badru Salam, Lc, حفظه الله تعالى

Teman..
lihatlah rumput ilalang yang bergoyang..
seakan membisikan pengalaman..
seraya berkata..
hidupku tak lepas dari terpaan angin..
terkadang aku merunduk..
terkadang pula meliuk liuk..
namun itu tak membuatku tersungkur..

Teman..
itulah kehidupan..
tak lepas dari aral yang melintang..
ujian dan cobaan silih berganti..
menyaring keimanan..
demikian Robb kita berfirman:
alif laam miim..
apakah manusia mengira akan dibiarkan berucap kami beriman sementara ia tidak diuji.. (al ankabut: 1)

Teman..
tidakkah kita ingin setegar batu karang..
yang selalu diterjang ombak samudra..
namun ia tegar tak bergeming..
seakan tersenyum anggun menuai kesabaran..

Teman..
sabar di dunia amat indah..
walau pahit dan getir terasa..
tapi ia sementara dan tak lama..
sedangkan sabar di neraka tak lagi berguna..
dalam masa yang amat panjang..
satu harinya sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia..
manakah kesabaran yang engkau pilih..

Teman..
sabarlah di atas jalan Rabbmu..
sabarlah tuk menaati Nabimu..
sampai kita berjumpa denganNya..
Nabi bersabda..
bersabarlah.. sampai berjumpa denganku di telaga haudl..

🌐 Sumber: http://bbg-alilmu.com

Senin, 12 Oktober 2015

Wanita

WANITA YANG CANTIK ITU...

.
WANITA yang Cantik Kulitnya, akan Takut Terbakar Panas Matahari,,
Sedangkan,
WANITA yang Cantik Akhlaknya akan Takut Terbakar Api Neraka..
.
WANITA yang Cantik Wajahnya akan Berseri- seri Menikmati Duniawi,,
Sedangkan,
WANITA yang Cantik Hatinya akan Tunduk, Patuh dan Takut pada Illahi.
.
WANITA yang Cantik Dirinya, akan Menangis jika Dunia pergi Darinya,,
Sedangkan,
WANITA yang Cantik Jiwanya akan tercukupi Hidupnya dengan Aqidahnya..
.
WANITA yang Cantik Hidupnya akan Bangga dengan Kemewahaannya,,
Sedangkan,
WANITA yang Cantik akhiratnya akan Berpuasa dan Bersedekah dengan Hartanya..
.
Dan WANITA yang Cantik Zamannya, akan mengikuti Akal, Nafsu dan Segala kehendaknya,,
Sedangkan,
WANITA yang Cantik Waktunya, akan menemukan Hikmah, Ilmu dan Segala Amal Soleh untuknya.. (copas)

Minggu, 11 Oktober 2015

Benci dunia

💰💪🏽📦 APA YANG SUDAH KITA SIAPKAN ?

✒Ust. Syafiq Riza Basalamah MA حفظه الله تعالى

Akhi/Ukhti…

🌴Kenapa kita takut untuk menghadapi kematian ?
Padahal kita semua yakin bahwa suatu hari ia akan datang menjemput kita
Mau tidak mau, suka tidak suka… pasti !
Kenapa kita takut untuk menghadapi sesuatu yang pasti ?

🌴Saya rasa semua memiliki jawaban yang bermacam-macam:

Amalnya masih kurang ?
Masih banyak dosa ?
Kesihan sama anak-anak ?
Belum menikah ?
Belum mencapai cita-cita ?

🌴Pada suatu hari seorang tabi’in Abu Hazim Salamah bin Dinar ditanya oleh Khalifah pada masa itu: Sulaiman bin Abdil Malik.

يا أبا حازم ما لنا نكره الموت؟

قال: لأنكم عمرتم دنياكم وخربتم آخرتكم فأنتم تكرهون أن تنتقلوا من العمران إلى الخراب؟

“Wahai Aba Hazim, kenapa kita membenci kematian ?
Maka beliau berkata, “Karena kalian memakmurkan dunia kalian dan merusak akhirat kalian, sehingga kalian benci untuk berpindah dari tempat yang makmur ke tempat yang rusak dan terbengkalai”.

SubhanAllah!

🌴Itulah realitanya….
Kita sibuk-sibuk untuk membangun dunia kita
Dari pagi sampai sore, sampai malam untuk dunia
Mau tidurpun masih dunia
Bangun tidur tetap dunia…

🌴Sehingga kita memiliki rumah, mobil, keluarga dan tabungan yang banyak

🌴Sedangkan untuk yang setelah kematian…
Hanya sedikit dari harta kita…sedikit sekali dibanding dengan yang kita simpan
Dilihat dari waktu yang kita gunakan untuk membangun akhirat kita
Sangat sedikit sekali, dibanding dengan waktu kita untuk dunia kita…

💫Kalau seperti itu…

🌴Pastilah kita takut, untuk berpindah ke rumah yang belum jadi
Tiada taman
Tiada kawan
Tiada makanan
Bahkan yang ada adalah azab dan siksa

🌴Karena kita mencuekinnya…
Tidak merawatnya
Tidak membangunnya

🌴Sepertinya, kita sudah harus mulai merenung kembali kehidupan kita.

✒Repost
📚Mari Belajar Islam
www.maribelajarislam.com
📚Admin

****

Repost by :
👥 SOBAT MUSLIM, Grup Sharing Kajian Islam Khusus Ikhwan (Laki-laki)
📱 Admin: +62 853-1028-3995 (Daftar via WhatsApp, Ketik: Daftar#Nama#Kota Domisili)

Memuja dunia

Terkadang kita cemburu (iri) terhadap orang yg mengungguli kita dalam perkara nasab (keturunan), harta atau ketenaran.. Akan tetapi kita tidak cemburu (iri) apabila kita diungguli di dalam shoff (barisan) yg terdepan dalam sholat atau hafalan Al-Qur'an..
Itu adalah bentuk memuja dunia dan lupa terhadap akhirat..

Senin, 05 Oktober 2015

Menutupi aib

Kalaulah Bukan Karena Allah Menutupi Aib-Aib kita
........
Alhamdulillah, wash shalaatu wassalaamu ‘ala nabiyyinaa Muhammad, wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa man tabi’ahum bi ihsaan, wa ba’d .
Pada zaman Nabi Musa ‘alaihis salam, bani Israel ditimpa musim kemarau yang berkepanjangan. Mereka pun berkumpul mendatangi Nabi mereka. Mereka berkata, “Ya Kaliimallah, berdoalah kepada Rabbmu agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka berangkatlah Musa ‘alaihis salam bersama kaumnya menuju padang pasir yang luas. Waktu itu mereka berjumlah lebih dari 70 ribu orang. Mulailah mereka berdoa dengan keadaan yang lusuh dan kumuh penuh debu, haus dan lapar.
Nabi Musa berdoa, “Ilaahi! Asqinaa ghaitsak…. Wansyur ‘alaina rahmatak… warhamnaa bil athfaal ar rudhdha’… wal bahaaim ar rutta’… wal masyaayikh ar rukka’…..”
Setelah itu langit tetap saja terang benderang… matahari pun bersinar makin kemilau… (maksudnya segumpal awan pun tak jua muncul).
Kemudian Nabi Musa berdoa lagi,
“Ilaahi … asqinaa….”
Allah pun berfirman kepada Musa,
“Bagaimana Aku akan menurunkan hujan kepada kalian sedangkan di antara kalian ada seorang hamba yang bermaksiat sejak 40 tahun yang lalu. Umumkanlah di hadapan manusia agar dia berdiri di hadapan kalian semua. Karena dialah, Aku tidak menurunkan hujan untuk kalian…”
Maka Musa pun berteriak di tengah-tengah kaumnya, “Wahai hamba yang
bermaksiat kepada Allah sejak 40 tahun… keluarlah ke hadapan kami…. karena engkaulah hujan tak kunjung turun…”
Seorang laki-laki melirik ke kanan dan kiri… maka tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia… saat itu pula ia sadar kalau dirinyalah yang dimaksud…..
Ia berkata dalam hatinya, “Kalau aku keluar ke hadapan manusia, maka akan terbuka rahasiaku… Kalau aku tidak berterus terang, maka hujan pun tak akan turun.”
Maka hatinya pun gundah gulana… air matanya pun menetes….. menyesali perbuatan maksiatnya… sambil berkata lirih, “Ya Allah… Aku telah bermaksiat kepadamu selama 40 tahun… selama itu pula Engkau menutupi ‘aibku. Sungguh sekarang aku bertaubat kepada Mu, maka terimalah taubatku…”
Tak lama setelah pengakuan taubatnya tersebut, maka awan-awan tebal pun bermunculan… semakin lama semakin tebal menghitam… dan akhirnya turunlah hujan.
Musa pun keheranan, “Ya Allah, Engkau telah turunkan hujan kepada kami, namun tak seorang pun yang keluar di hadapan manusia.” Allah berfirman, “Aku menurunkan hujan kepada kalian oleh sebab hamba yang karenanya hujan tak kunjung turun.”
Musa berkata, “Ya Allah… Tunjukkan padaku hamba yang taat itu.”
Allah berfirman, “Ya Musa, Aku tidak membuka ‘aibnya padahal ia bermaksiat kepada-Ku, apakah Aku membuka ‘aibnya sedangkan ia taat kepada-Ku?!”
(Kisah ini dikutip dari buku berjudul
“Fii Bathni al-Huut” oleh Syaikh DR. Muhammad Al ‘Ariifi, hal. 42)
Subhaanallah… Kalaulah bukan karena Allah menutupi aib-aib kita…
***
Penulis: Abu Yazid T. Muhammad Nurdin
Artikel www.muslim.or.id